- Home >
- Gaya Permainan Yasuo League Of Legends
Posted by : Narukami
Kamis, 18 Agustus 2016
Yasuo, the Unforgiven
Yasuo berlari menuju kemenangan yang sesungguhnya, menggunakan kekuatan angin untuk memperkuat ilmu pedangnya yang tiada banding. Mantan anggota dari Perguruan Bela Diri Ionian dan satu-satunya murid yang menguasai jurus angin legendaris, Yasuo sekarang hidup dalam kehidupan yang penuh cobaan, menjelajahi Runeterra untuk memburu pembunuh sebenarnya dari petinggi Ionian yang seharusnya dia lindungi.
Ability
Pasif: Way of the Wanderer
|
Q: Steel TempestYasuo menusuk ke depan dengan pedangnya, memberi Damage pada semua lawan pada garis lurus. Jika berhasil mendaratkan Steel Tempest, Yasuo mendapat efek Gathering Storm untuk sementara waktu. Gathering Storm ketiga akan membuat Steel Tempest mengeluarkan angin puyuh yang bergerak lurus ke depan dan melempar ke atas semua lawan yang dilewatinya dan memberi mereka efek Airborne. Jika Yasuo menggunakan Steel Tempest saat menggunakan Sweeping Blade, jurus ini akan mengenai semua lawan di sekitarnya. |
W: Wind Wall
|
E: Sweeping BladeYasuo melakukan Dash dan menerjang melewati seorang lawan, memberinya Damage dan menandainya untuk sementara waktu. Jika Yasuo menggunakan Sweeping Blade beberapa kali dalam waktu singkat, Ability ini memberi tambahan Damage hingga batas tertentu. Yasuo tidak dapat menggunakan Sweeping Blade pada lawan yang sudah ditandai. |
R: Last BreathYasuo melakukan Teleport ke Champion lawan di dekatnya yang terkena efek Airborne dan menahan lawan lain di sekitarnya yang juga terkena efek Airborne tetap di udara sambil menyerang mereka. Saat dia mendarat, Yasuo mendapat Armor Penetration yang menembus bonus Armor lawannya untuk beberapa saat. |
Gaya Permainan
Yasuo adalah petarung dengan mobilitas tinggi yang menyerang dengan terus-menerus, memiliki kemampuan Utility yang tinggi, dan Damage yang semakin kuat semakin lama dia bertahan hidup dalam pertarungan. Satu-satunya yang menahannya hanyalah Damagenya yang rendah di awal permainan.
Lane tengah
Kerapuhan Yasuo di awal permainan membuatnya paling cocok jika bertempur di Lane terpendek di Summoner’s Rift: tengah. Dia dapat bertempur dengan paling aman di sini, sambil berusaha mengumpulkan Experience dan Gold yang akan dia gunakan untuk membeli Item yang dapat membuatnya mendominasi permainan. Walaupun Yasuo cukup lemah di awal permainan, kemampuan dan mobilitasinya dapat mengejutkan lawan. Yasuo dapat menggunakan Steel Tempest untuk membunuh Minion dari jarak yang cukup aman. Jika dia perlu membunuh Minion yang jauh di belakang, gunakan beberapa Sweeping Blade untuk maju dan mundur dengan cepat sementara perisai dari Way of the Wanderer menahan Damage yang diterima. Yasuo juga dapat menggunakan Sweeping Blade sebagai metode melarikan diri saat musuh menyergap: jika dia berada di antara Minion jarak dekat dan jarak jauh, dia dapat menggunakan Ability ini untuk segera melakukan Dash kembali ke Turretnya dan menyelamatkan diri dari kebanyakan Jungler yang mengejar.
Saat angin berganti arah, pengaturan waktu yang baik akan membuat Yasuo menjadi pembunuh mematikan saat kawan datang membantu untuk menyergap lawan. Pengaturan efek Steel Tempest yang baik dan menggunakan Gathering Storm untuk melempar lawan ke atas akan membantu Jungler untuk membuka serangan lebih mudah, dan setelah lawan tertangkap, gunakan Sweeping Blade untuk menerjang masuk dan menghabisi lawan. Tambahan peluang serangan kritikal dari Way of the Wanderer membuat serangan Yasuo sangat menyakitkan dan jika Last Breath sudah dapat digunakan, tambahan Damage dan Crowd Control akan semakin memudahkannya dalam membunuh lawan.
Pertarungan Tim
Yasuo adalah Monster jarak dekat dengan Damage yang bertambah semakin lama pertarungan berlangsung, prioritas utama Yasuo adalah mengumpulkan efek Gathering Storm sambil menahan serangan awal tim lawan. Ini adalah saat di mana Wind Wall sangat berguna. Pengaturan posisi tembok yang hati-hati di antara garis depan lawan dan garis belakang membuatnya dapat menyerang para Tank dan Bruiser lawan yang tidak begitu berbahaya sambil mengumpulkan Gathering Storm dengan penggunaan terus-menerus dari Steel Tempest. Saat Gathering Storm ketiga siap dilepaskan, Yasuo menerjang barisan lawan dengan menggunakan beberapa Sweeping Blade untuk mendekati lawan yang rapuh. Steel Tempest terakhir melempar mereka ke udara dan disusul dengan Last Breath, jurus mematikan bagi semua yang terjebak dalam angin puyuh. Lawan yang berhasil menghindari angin puyuh Yasuo bukan berarti aman dari Last Breath: semua kemampuan yang melempar lawan ke atas dapat dikenai oleh Ultimate Yasuo dan membuatnya sangat kuat jika bertempur bersama Champion seperti Cho’Gath, Malphite, dan Zyra. Setelah mendarat, Bonus Armor Penetration Yasuo digabungkan dengan tambahan peluang kritikal dari Way of the Wanderer akan menumbangkan Tank yang paling tangguh sekalipun.
Kisah
"Kisah dari sebuah pedang ditulis dengan darah.”
Yasuo adalah orang dengan pendirian teguh, seorang ahli pedang yang lincah yang menggunakan angin untuk memotong lawan-lawannya. Namun prajurit yang penuh kebanggaan ini telah dipermalukan dengan tuduhan palsu dan terpaksa bertarung untuk mempertahankan hidup. Dengan seluruh dunia kini mengejarnya, dia akan melakukan apa saja untuk memburu pihak yang bertanggung jawab dan mengembalikan kehormatannya.
Dulunya adalah seorang murid cerdas di perguruan pedang terkenal di Ionia, Yasuo adalah satu-satunya murid yang berhasil menguasai teknik angin legendaris. Banyak yang percaya bahwa dia ditakdirkan untuk menjadi seorang pahlawan besar. Sayangnya, semuanya berubah saat Noxus menyerbu. Yasuo diberi tugas untuk menjaga seorang petinggi Ionia, namun dengan ceroboh dia mengira bahwa hanya dengan pedangnya dapat mengusir semua pasukan Noxus, dia meninggalkan tugasnya dan ikut dalam pertempuran. Saat dia kembali, sang petinggi telah terbunuh. |
Malu akan hal ini, Yasuo pergi untuk menyerahkan diri, siap untuk membayar kelalaiannya dengan nyawanya. Namun dia terkejut karena dia tidak hanya dituduh atas kelalaiannya, namun juga atas pembunuhan sang petinggi. Meskipun dia bingung dan penuh rasa bersalah, dia tahu pembunuhnya akan bebas dari hukuman jika dia tidak bertindak. Yasuo akhirnya mengangkat pedangnya menghadapi seluruh perguruan dan berusaha melarikan diri, mesikipun tahu bahwa pengkhianatan ini akan membuatnya menjadi buronan seluruh Ionia. Sekarang dia benar-benar hidup sendirian,dia pergi untuk mencari pembunuh atasannya yang sebenarnya.
Yasuo menghabiskan beberapa tahun selanjutnya menjelajahi Runeterra, mencari petunjuk tentang pembunuh sebenarnya. Sementara itu, dia masih diburu oleh kawannya dulu, terus-menerus dihadapkan pada pilihan bertarung atau mati. Keteguhannya membuatnya dapat terus maju, hingga dia berhadapan dengan lawan yang paling dia takutkan – saudaranya sendiri, Yone.
Terikat oleh aturan kehormatan, kedua prajurit memberi hormat dan menarik pedang masing-masing. Keheningan menyelimuti saat mereka berhadapan di bawah cahaya bulan. Saat mereka akhirnya maju, Yone tidak dapat menandingi Yasuo; dengan sekelebat cahaya pedang, Yasuo menyabet saudaranya sendiri. Yasuo menjatuhkan pedangnya dan langsung berlari ke sisi Yone. |
Sambil berusaha menahan emosinya, dia bertanya kenapa kaumnya bisa sampai menuduhnya bersalah. Yone menjawab: “Sang petinggi terbunuh dengan teknik angin. Siapa lagi yang bisa melakukannya selain engkau?” Akhirnya Yasuo mengerti kenapa dia dituduh. Dia menjelaskan sekali lagi bahwa dia tidak bersalah dan kembali meminta maaf dari saudaranya. Air mata mengalir membasahi wajah Yasuo saat saudaranya meninggal dalam dekapan tangannya.
Yasuo menguburkan Yone di bawah sinar matahari terbit, namun tidak ada waktu lagi untuk berduka. Yang lain akan mengejarnya tidak lama lagi. Berita dari saudaranya memberinya tujuan baru; dia sekarang memiliki petunjuk kepada pembunuh yang sebenarnya. Setelah mengikrarkan sumpah, dia mengumpulkan barang bawaannya, dan dengan tatapan terakhir ke makam Yone, dia melangkah dengan dorongan angin di punggungnya.
Sumber : https://lol.garena.co.id/berita/yasuo